Ketika aku tanya Diana, dia menyarankan untuk mengatakan apa saja yang aku rasakan, apa saja dan kapan saja. “Kalau dia benar mencintaimu, dia akan paham dan tidak masalah dengan marahmu”. Ketika aku tanya Claudia, dia menyarankan “katakan saja jangan mengode apapun. Laki-laki terlalu bodoh untuk diberikan kata-kata halus”. Ketika aku tanya Windari, dia menyarankan “ show him random things of you ”. Ketika aku tanya Liana, dia menyarankan “omongin baik-baik saja”. Aku membenarkan semuanya. Tentang apapun yang mereka sarankan adalah ada benarnya. Tentang aku dan kamu yang terhimpit rasa bosan, yang hari ini malah mengawali pagi dengan perdebatan lalu berujung saling mengegosikan diri merasa paling berjuang dan “coba kamu baca baik-baik, coba kamu flashback ke belakang sedikit, apa pernah aku nggak ada buat kamu?” Ternyata, saran-saran memang penting sangat amat penting. Tapi, ada satu hal yang perlu dipahami. Kamu, tidak akan pernah menjadi Gus Ade, juga bukan Dino, buk...
Seminggu yang berat karena nggak ada Reno yang biasanya suka ngirim-ngirim stiker lucu sama buat ketawa sama tingkahnya yang ada aja lucunya, kayak orangnya wkwk. Iya, nggak ada hubungan yang benar-benar mulus. Begitupun apa yang sedang aku jalani bareng Reno. Karena sebelumnya sama-sama udah lama nggak pacaran, bunga-bunganya mekar terlalu cepat di awal sampai rada layu di pertengahan bulan. Tapi aku gamau nyerah dan pasrah ngeliat bunga itu mati, aku harus buat tindakan. Mungkin Reno mikir, aku curiganya dia main di belakang aku atau hal-hal buaya lainnya, padahal aku percaya banget sama dia. Reno itu cowok yang baik, sopan sekali, aku bener- bener ngerasa dihargai banget sebagai cewek selama pacaran sama dia. Tapi memang, beberapa waktu kebelakang hubungan yang baru banget kami bangun rada mangkrak dikit wkwk. Ternyata, terlalu bersemangat di awal juga nggak baik ya, harus terus dijaga pokoknya biar nggak burn out wkwk. Oke, jadi ini rekapan apa yang aku rasain selama sem...