Halo!
Hai, tumben banget nih saya bisa nulis pagi-pagi. Hari ini sangat tenang sekali
rasanya, terlepas dari beberapa masalah tentunya. Pagi ini saya iseng ngobrol
lewat direct message dengan teman SMA saya yang sebentar lagi akan
menikah. Dia sudah berubah, jauh lebih dewasa daripada yang saya kenal saat
masih duduk di bangku sekolah menengah. Berawal dari chat random yang
biasa kami lakukan ketika salah satu dari kami mengunggah insta story,
eh akhirnya berujung deep talk yang membawa banyak kesadaran untuk saya.
Dia banyak bercerita perubahan demi perubahan ketika dia sedang mengandung.
Bahagia sekali saya mendengarnya, mimpi setiap wanita untuk bisa mengandung
buah hati tercinta. Saya belum berada di posisi itu, tapi saya menyadari suatu
saat saya akan mengalami hal yang sama bersama orang yang saya cintai nantinya.
Tapi,
obrolan kami semakin terasa menarik ketika kami membahas “jangan terlalu
memaksakan”. Iya, dia bercerita banyak tentang perjuangannya untuk bisa
mengandung. Bahkan, ia sempat mengira kalau dirinya mandul. Tapi, ketika ia melepaskan
egonya, melepaskan nafsu duniawinya, melepaskan apa yang sebenarnya bukan
menjadi kuasanya, benih kebahagiaan keluarga kecil itu pun muncul dengan cara
yang mengejutkan. Jangan tanya betapa bahagianya dia, saya yang membaca
pesannya saja sampai senyum-senyum sendiri. Lalu dia bilang ke saya, “Sebenarnya
planning ini itu di dalam hidup kita sudah ada yang mengaturnya Nuk.
Jangan terlalu memaksakan ya Nuk.” Dia memang tahu kalau saya orang yang bisa
dibilang sangat ambisius. Sering memaksakan hal-hal yang menjadi keinginan saya
untuk terwujud, padahal itu semua kan bukan kuasa saya…
Lalu,
saya teringat dengan diri saya sendiri. Iya, sejauh ini saya sudah terlalu
berambisi besar untuk mendapatkan segala yang saya inginkan. Apalagi ketika
SMA, if I can’t,no one can. Serem juga hati dan pikiran saya saat itu. Hampir
setiap hari burn out dengan apa yang menurut saya benar, dengan apa yang
menurut saya bisa membawa saya meraih cita-cita saya. Kemudian, setelah akhirnya
putus cinta dan patah hati sejadi-jadinya, perlahan pandangan saya tentang
hidup mulai ada yang berubah. Kalimat “jangan terlalu memaksakan” menjadi pengingat
ketika saya merasa sudah terlalu keras kepada diri sendiri. Saya sadar, tidak
ada orang dengan jalan hidup yang sama. Dan saya harus mencintai dan menjalani
apa yang sudah ditakdirkan. Usaha memang harus selalu kita upayakan, tapi kalau
itu terlalu keras, apakah akan baik untuk diri sendiri dan orang-orang sekitar
kita? Jangan lupa bahagia dan membahagiakan di pagi yang mendung ini. Selalu berusaha
dan berdoa ya, may your future brighten than you think before.
Komentar
Posting Komentar