Wah, sudah lumayan lama saya tidak kembali menulis disini. Tugas kuliah di semester 5 yang daring ini sungguh sangat menguras jiwa dan raga. Hm, seperti judulnya, saya kembali lagi ingin menulis tentang kenangan. Bukan, bukan hobi sebenarnya. Tapi, saya pikir ini perlu kita bahas lebih sering agar dapat berlatih memaafkan diri dan memaafkan orang-orang di masa lalu dengan lebih dewasa. Gimana ya, saya gapunya hobi selain menulis. Jadi, dengan berkarya lewat tulisan, saya akan merasa punya kekuatan baru untuk tetap menjalankan hidup. Karena, setiap saya selesai menulis, satu dari sekian kesalahan saya di masa lalu, dapat saya maafkan. Bagaimana dengan kalian?Semoga segera memaafkan diri kalian yang dulu ya. Yuk, sama-sama belajar untuk tetap hidup.
So, saya masih menyimpan barang-barang kenangan saya
dengan orang-orang di masa lalu. Bukan hanya mantan, ada juga teman yang sudah
asing dengan saya atau orang-orang yang sudah meninggalkan saya untuk
selamanya. Masih terjaga baik di dalam kotak yang sengaja saya taruh di atas
lemari. Kalau-kalau saya ingin flashback, saya bisa mencarinya dengan
mudah. Semuanya masih rapi! Bahkan, bunga-bunga kering masih belum rontok dari
tangkainya. Membuka kenangan bukan berarti saya masih ingin kembali. Tidak
munafik, hanya rindu yang sulit diwujudkan lagi. Masa-masa remaja yang begitu
indah. Belum ikut memikirkan tatanan negara yang terus dibohongi wakil rakyat,
belum ikut memikirkan besok mau berkarir seperti apa, belum ikut memikirkan
besok mau kerja sama dengan orang penting yang mana. Semuanya masih begitu
polos dan belum matang. Beberapa barang membawa gelak tawa untuk saya, beberapa
barang membawa saya berpikir jauh “kok aku gitu sih dulu?”, beberapa barang
memeluk hati saya dengan kerinduan. Hanya nelangsa sejenak dan kembali bangkit
beberapa menit kemudian. Memang, hidup itu harus terus berjalan.
Alasan tidak mau membuangnya? Mereka semua pernah berarti.
Saya orang yang gampang sekali rindu, beberapa kenangan harus tetap ada di
hidup saya, agar saat saya rindu, saya bisa melihatnya, menengok kebelakang
sebentar, dan akhirnya punya semangat baru untuk hari esok. Aduh, saya sama
sekali nggak setuju dengan ungkapan “Jangan pernah menengok ke belakang”. Justru,
kalau saya menengok ke belakang, saya menjadi yakin akan baik-baik saja tanpa
mereka yang hadir di masa lalu. Saya sadar, semua orang berbeda-beda dalam
menyikapi sebuah kenangan. Dan kalian tidak harus meniru cara saya jika dipandang
terlalu menyakitkan. Tapi, kalau bukan karena mereka yang di masa lalu, kamu
gabisa ketemu sama diri kamu yang sekarang. Iya kan?
Komentar
Posting Komentar