Langsung ke konten utama

Ceritanya Cloud

Jika ada yang bertanya kepadaku, siapa teman yang paling kuat dalam menjalani hidupnya? Akan aku jawab, namanya Cloud. Bukan, dia bukan Awan-nya NKCTHI itu, dia bukan Awan yang melihat bumi dari atas dan memberi ketenangan. Dia malahan seorang Awan yang sering menanggung beban air terlalu berat. Bingung mau tumpahkan dimana, dimana - mana rasanya sulit untuk menceritakan keadaannya yang tidak banyak orang tahu. Dia awan yang bingung mau menangis dimana, awan yang sangat kelabu namun tertutupi sinarnya sang raja siang dan gurat jingganya putri kamariah. Namun, Tuhan selalu adil. Hadir sosok laki - laki yang mau menemani hari hari sulitnya dan menyayanginya  dengan tulus bahkan dalam keadaan terburuknya. Tapi, Tuhan sepertinya lupa menciptakan agama yang sama untuk mereka. Bukan salah Tuhan juga, mungkin salah manusia yang terlalu berpikir kotak - kotak, terbatas.

***
Aku bertemu dengannya semenjak masa putih abu. Iya, kami teman satu kelas. Tidak banyak hal berubah di masa - masa itu, kami berteman layaknya seorang teman hanya saja kami sering menghabiskan waktu bersama dibanding yang lain. Aku tidak pernah menyangka, rasa yang berbeda itu muncul juga. Bingung harus bagaimana. Aku tahu ini sangat beresiko. Permasalahan yang terlalu banyak pro dan kontranya. Aku tidak suka dengan pro dan kontra seperti itu. Hidupku sudah terlalu banyak makan hal - hal yang tidak enak seperti itu.

Tapi....
Apa iya kalian akan menolak seorang sahabat yang selalu menolong kalian dengan tulus?
Apa yakin kalian akan menolak seorang sahabat yang mencium kening kalian dan sangat sedih ketika harus terpisah jauh sebentar?
Apa benar kalian akan menolak seorang sahabat yang rela mengantar kalian mendaftar kuliah?
Aku yakin jawabannya tidak semua. Begitupun aku. Aku tidak mampu menghindari baiknya dan perasaan yang juga aku rasakan padanya.

Aku bukannya tidak memperdulikan pro dan kontra itu. Aku juga bukannya tidak mau serius dengannya, tapi jujur saja, aku tidak bisa bertahan sendirian dengan perasaan yang terus berkecamuk setiap hari hanya dengan memikirkannya saja. Sejak itu, aku dan dia memutuskan untuk menjadi kita dengan segala resiko yang ada. Kami siap dengan segala hal - hal pro dan kontra yang akan menanti kami di depan.

Aku tidak pernah menyangka hubungan yang 'berbeda' ini berlangsung sangat hangat. Kami sudah akan menuju usia dua tahun. Bukan waktu yang sebentar untuk bertahan dengan segala pro dan kontra. Entah sudah berapa kali aku ingin berpisah, hanya karena kasihan padanya. Hubungan kami seakan tidak ada ujung yang jelas. Berjalan saja, tapi tidak tahu mau kemana, seperti orang linglung.  Hasutan teman - temanku, keluargaku, semua yang bernafas seolah membenci keputusanku untuk bersamanya. Aku bukannya tidak ingin cuek dan percaya saja dengan mimpi - mimpi kami, tapi terkadang perkataan orang - orang ada benarnya. Aku yang memuja Tuhan dengan cakupan tangan dan dia yang memuja Tuhan dengan bersujud tidak akan pernah bisa memuja Tuhan dengan satu keyakinan. Lalu, mengapa Tuhan menciptakan rasa yang begitu besar diantara kami? Tidak, aku tidak ingin menyalahkan Tuhan. Tuhan sudah sangat baik mengirimnya ke bumi untuk bersamaku. Namun, aku hanya bingung harus berbuat apa dan bagaimana ke depannya? Tuhan siapa yang harus kami tinggalkan?

***
Dear Cloud,
Aku  memang tidak pernah merasakan jatuh cinta dengan orang berbeda Tuhan, tapi aku pernah sangat mencintai seseorang yang hanya berbeda kasta denganku. Aku mengerti  bagaimana rasanya pro dan kontra itu. Tapi, aku rasa masalahmu lebih besar daripada punyaku. Hasutan dan hujatan memang akan selalu menemani hubungan yang seperti ini. Tapi, bukankah kalian sudah memikirkan segala resikonya? Aku yakin sudah hanya saja kurang matang. Menurutku, tidak ada yang salah dalam hal ini, tidak ada salah satu Tuhan yang harus ditinggalkan, tidak ada yang harus pasti untuk mengalah. Kata - kata jalani saja memang terdengar menenangkan, namun itu hanya sementara. Segeralah cari ujung yang tepat untuk kisah yang suci ini. Jangan sampai berakhir konyol dan terlalu menyakitkan. Tuhan telah memutuskan menciptakan rasa diantara kalian dan aku yakin jika kalian juga yakin, akan ada jalan yang paling baik untuk segala yang kalian impikan.

Aku mengenal lelakimu,orang yang sangat baik dan mengerti bagaimana perasaan perempuan. Tidak salah kamu jatuh kepadanya. Sangat seimbang dengan sikap keibuanmu. Kalian cocok. Jangan ijinkan air mata terlalu banyak menggenangi kisah kalian. Lakukan yang terbaik dan selalu berusaha berkomitmen yang satu. Jika memang jalannya, sungguh indah bukan punya banyak Tuhan? hidup jadi berlimpah karunia. Tapi jika tidak, jadikan pelajaran yang paling berharga. Jangan ada benci diantara kalian apalagi benci dengan Tuhan kalian. Perasaan memang tidak tahu akan jatuh ke siapa, takdir memang tidak tahu akan berjalan seperti apa, tapi nasib bisa saja berubah jika kalian sama sama percaya dengan hal yang sama. Selamat berjuang! Jangan saling meninggalkan ya!

Aku tidak akan menyampaikan salam di akhir kalimat ini. Tapi,
Doa yang terbaik dari mantan pejuang
Matahari.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

selamat istirahat sebentar, ya

  Ketika aku tanya Diana, dia menyarankan untuk mengatakan apa saja yang aku rasakan, apa saja dan kapan saja. “Kalau dia benar mencintaimu, dia akan paham dan tidak masalah dengan marahmu”. Ketika aku tanya Claudia, dia menyarankan “katakan saja jangan mengode apapun. Laki-laki terlalu bodoh untuk diberikan kata-kata halus”. Ketika aku tanya Windari, dia menyarankan “ show him random things of you ”. Ketika aku tanya Liana, dia menyarankan “omongin baik-baik saja”. Aku membenarkan semuanya. Tentang apapun yang mereka sarankan adalah ada benarnya. Tentang aku dan kamu yang terhimpit rasa bosan, yang hari ini malah mengawali pagi dengan perdebatan lalu berujung saling mengegosikan diri merasa paling berjuang dan “coba kamu baca baik-baik, coba kamu flashback ke belakang sedikit, apa pernah aku nggak ada buat kamu?” Ternyata, saran-saran memang penting sangat amat penting. Tapi, ada satu hal yang perlu dipahami. Kamu, tidak akan pernah menjadi Gus Ade, juga bukan Dino, buk...

Album Foto

  Pentingnya Punya Album Foto     Haloo, ini adalah sebagian dari sahabat-sahabatku di bangku kuliah. Gimana? cantik-cantik dan ganteng-ganteng kan ya hehehe. Iyain aja biar aku dan mereka seneng :)      Kita stop dulu bahas cinta-cintaan yaa. Aku lagi bosen membahas perasaan 2 orang manusia. Mari kita bahas perasaan banyak manusia sekarang. Sebenarnya, aku juga bingung mau memulai tulisan ini darimana. Aku juga bingung, kenapa aku bisa akrab dengan mereka. Tapi ini penting, aku ingin bercerita hal ini karena aku ingin menyimpan memori yang aku ingat disini,mungkin suatu saat aku akan rindu dan mereka susah dihubungi, tulisan ini sepertinya akan cukup membantu.      Bebicara soal persahabatan, banyak orang yang datang dan pergi di dalam hidup. Ada yang tetap tinggal karena merasa nyaman, ada yang tetap tinggal karena merasa sefrekuensi, atau ada yang tinggal karena ingin memanfaatkan saja, uh jahat. Tapi bersyukurnya, selama aku hidup aku sel...

Dear My Future Son & Daughter

2021. Ibumu mungkin sedang banyak mengalami beban hidup. Mulai dari yang ringan, sedang, berat seberat-beratnya. Mungkin ibumu sedang kacau pikiran dan tujuan hidupnya, tidak tahu harus bagaimana menghadapi dunia yang ternyata lebih kejam daripada yang dikatakan oleh orang-orang. Ibumu mungkin juga sedang gundah dengan kisah asmaranya. Tidak tahu dimana ayahmu sedang berada. Tapi kamu tidak perlu cemas, ibumu akan melakukan yang terbaik demi masa depan kalian yang cerah. Ibumu tidak akan membuat hidup kalian penuh kemalangan, apalagi harus menghadapi banyak trauma seperti yang dirasaka  oleh ibumu. Kalaupun takdir berkata lain saat kita bertemu nanti, percayalah kalian hanya perlu yakin dengan rencana Tuhan. Ada banyak hal yang tidak bisa kita tebak di dunia ini. Zaman kalian nanti mungkin akan lebih canggih daripada zaman ibu sekarang, tapi manusia tidak bisa mengalahkan kuasa semesta.  Tidak banyak yang bisa ibumu pesankan, karena sejujurnya ibumu pun tidak tahu akan hari es...