Bau-bau ruangan kelas SMA memang selalu menghadirkan banyak cerita untuk dibagikan di masa depan. Setahun lagi, tiga tahun lagi,lima tahun lagi,dan entah sampai kapan akan selalu menarik untuk diceritakan.
Ini bukan ceritaku. Ini cerita seorang gadis yang selalu bangga menjadi dirinya sendiri, Win namanya.Semoga dia selalu mendapatkan "win"yang lain di dalam hidupnya.Ini sepenggal kisah pilunya di masa - masa indah itu. Entahlah,menurutku ini sangat menarik.
***
Matahari pagi selalu bersinar dengan cerah,menemani masa -masa diriku tumbuh menjadi seorang manusia yang diciptakan entah untuk menjadi pemeran apa dan di kisah mana.Namun,yang aku tahu, aku selalu jadi tokoh utama di dalam hidupku sendiri. Sebuah kisah yang tidak pernah mendapatkan kisah cinta romantis seperti teman - teman sebayaku.Tidak pernah sama sekali. Bagaimana? Memilukan?Tidak. Aku suka dengan duniaku ini. Tunggu, sama sekali tidak pernah memiliki bukan berarti sama sekali tidak pernah merasakan, kan?
Namanya Yud. Seorang sahabat yang akan selalu aku ingat sampai kapanpun,seharusnya. Tidak pernah memiliki seseorang yang punya kapasitas istimewa di hidupku membuat aku bodoh memahami hal - hal romantisme seperti itu. Dan, akhir - akhir ini aku menyadari hal itu terlampau bodoh.
Masih teringat sekali di dalam benakku, bagaimana hal - hal manis sederhana yang terlambat sekali aku sadari. Tentang rindu yang ingin kembali ke masa - masa lugu dan akrab itu. Tentang kejahilannya yang kerap kali buat aku pusing, tentang berboncengan di jalanan yang penuh obrolan rahasia, tentang UKS yang menjadi saksi bisu pertentangan rasa sakit fisiknya dan sakit hatiku (yah,meski akhirnya dia memang ada benarnya),tentang kisah LDR yang seharusnya tidak aku tangisi dan aku rasakan sepinya, tentang segala obrolan di ruang rindu yang lalu itu. Sampai akhirnya aku tidak mengenal dirinya lagi.
Sebelum menjadi sejauh sekarang, ternyata dulu kita pernah dekat, lebih daripada nadi.Bukan apa - apa, bukan bermaksud untuk jadi apa dan bagaimana, bukan juga terobsesi ingin memiliki. Tidak, aku bukan wanita tamak seperti itu. Bahkan jika dia mendekatiku dengan ajaibnya, rasanya aku akan menolak. Entahlah, perasaan ini tidak pernah bisa aku ungkapkan namanya. Bukan perasaan bertepuk sebelah tangan, bukan perasaan terjebak persahabatan apalagi terjebak nostalgia. Berkali - kali, aku yakini diriku hanya rindu. Rindu dengan segala sesuatu yang membuatku hangat sekaligus panas di masa putih abu yang memang sangat abu-abu di sisi romantismenya. Meskipun di hari kelulusannya, aku sangat rempong untuk mempercantik diriku, ingin dia melirikku bahkan hanya sepersekian detik saja sungguh aku akan bersyukur. Masih ingat sekali bagaimana aku malu - malu untuk mengajaknya berfoto berdua saat itu,malu,malu,malu,tapi aku sampai ingat terus senyumnya. Ah,rasanya memang benar aku hanya rindu sahabat baikku. Iyakan? Aku hanya rindu saja kan?
Yud, aku sama sekali tidak ingin kamu mengetahui apalah yang aku rasakan. Karena aku sendiri saja tidak tahu apa namanya rasa ini. Yud, aku ingin dirimu menjalani hidupmu dengan baik,seperti dulu.Aku ingin kita ngobrol lagi, bertukar rahasia seperti yang biasa kita lakukan saat saling berboncengan atau jam kosong di sekolah. Jalani saja Yud hidupmu, aku yakin kamu akan mendapatkan yang baik - baik.
Mungkin kita sama - sama lugu. Atau mungkin sama - sama tidak tahu tentang apa itu memiliki. Wajar sajalah, aku dan kamu tidak pernah menjadi kita dalam kisah manapun dan dengan tokoh siapapun. Sampai susah mungkin kita bedakan apaitu kedekatan istimewa. Susahnya melebihi PR Matematika! Sudahlah Yud, aku akan terus meyakini diriku kalau aku ini hanya rindu hangatmu. Percayalah, aku masih mau mengobrol denganmu lagi, bahkan jika tidak ada kopi.
Aku rindu. Aku percaya itu rindu, semoga.
***
Dear Win,
Aku mungkin tidak bisa mengungkapkan secara jelas siapa dia dalam cerita singkat ini. Aku mungkin tidak bisa juga menggambarkan bagaimana hangatnya hubunganmu dengan dia. Karena kisah kalian, hanya kalian yang tahu bagaimana itu terjadi. Aku hanyalah seorang sahabat yang baru datang di kehidupanmu. Aku yakin sekali, aku tidak tahu bagaimana perjalanan hidupmu secara jelas.
Beberapa orang yang datang ke kehidupanmu memang akan membawa kehangatan yang berbeda - beda.Entah ada yang hangat menjadi dingin, yang hangat menjadi panas, yang hangat menjadi tetap hangat, dan yang hangat akan menjadi api abadimu. Jangan buru - buru, semua akan sampai pada api abadinya masing - masing. Jalani saja apa yang ada di depan mata, urusan besok, biarlah jadi rahasia. Jagalah rahasia itu, jangan cari tahu lebih dalam lagi agar tidak hilang rasa syukurnya. Selamat berjuang di sisa kehidupan. Masih panjang, tapi siapa yang bisa jamin? Iya, kamu hanya rindu,menurutku. Selebihnya, silahkan jujur dengan dirimu sendiri, ingat rahasiakan.Semangat!
Salam hangat dariku yang akan tetap jadi hangat,
Matahari.
Masih teringat sekali di dalam benakku, bagaimana hal - hal manis sederhana yang terlambat sekali aku sadari. Tentang rindu yang ingin kembali ke masa - masa lugu dan akrab itu. Tentang kejahilannya yang kerap kali buat aku pusing, tentang berboncengan di jalanan yang penuh obrolan rahasia, tentang UKS yang menjadi saksi bisu pertentangan rasa sakit fisiknya dan sakit hatiku (yah,meski akhirnya dia memang ada benarnya),tentang kisah LDR yang seharusnya tidak aku tangisi dan aku rasakan sepinya, tentang segala obrolan di ruang rindu yang lalu itu. Sampai akhirnya aku tidak mengenal dirinya lagi.
Sebelum menjadi sejauh sekarang, ternyata dulu kita pernah dekat, lebih daripada nadi.Bukan apa - apa, bukan bermaksud untuk jadi apa dan bagaimana, bukan juga terobsesi ingin memiliki. Tidak, aku bukan wanita tamak seperti itu. Bahkan jika dia mendekatiku dengan ajaibnya, rasanya aku akan menolak. Entahlah, perasaan ini tidak pernah bisa aku ungkapkan namanya. Bukan perasaan bertepuk sebelah tangan, bukan perasaan terjebak persahabatan apalagi terjebak nostalgia. Berkali - kali, aku yakini diriku hanya rindu. Rindu dengan segala sesuatu yang membuatku hangat sekaligus panas di masa putih abu yang memang sangat abu-abu di sisi romantismenya. Meskipun di hari kelulusannya, aku sangat rempong untuk mempercantik diriku, ingin dia melirikku bahkan hanya sepersekian detik saja sungguh aku akan bersyukur. Masih ingat sekali bagaimana aku malu - malu untuk mengajaknya berfoto berdua saat itu,malu,malu,malu,tapi aku sampai ingat terus senyumnya. Ah,rasanya memang benar aku hanya rindu sahabat baikku. Iyakan? Aku hanya rindu saja kan?
Yud, aku sama sekali tidak ingin kamu mengetahui apalah yang aku rasakan. Karena aku sendiri saja tidak tahu apa namanya rasa ini. Yud, aku ingin dirimu menjalani hidupmu dengan baik,seperti dulu.Aku ingin kita ngobrol lagi, bertukar rahasia seperti yang biasa kita lakukan saat saling berboncengan atau jam kosong di sekolah. Jalani saja Yud hidupmu, aku yakin kamu akan mendapatkan yang baik - baik.
Mungkin kita sama - sama lugu. Atau mungkin sama - sama tidak tahu tentang apa itu memiliki. Wajar sajalah, aku dan kamu tidak pernah menjadi kita dalam kisah manapun dan dengan tokoh siapapun. Sampai susah mungkin kita bedakan apaitu kedekatan istimewa. Susahnya melebihi PR Matematika! Sudahlah Yud, aku akan terus meyakini diriku kalau aku ini hanya rindu hangatmu. Percayalah, aku masih mau mengobrol denganmu lagi, bahkan jika tidak ada kopi.
Aku rindu. Aku percaya itu rindu, semoga.
***
Dear Win,
Aku mungkin tidak bisa mengungkapkan secara jelas siapa dia dalam cerita singkat ini. Aku mungkin tidak bisa juga menggambarkan bagaimana hangatnya hubunganmu dengan dia. Karena kisah kalian, hanya kalian yang tahu bagaimana itu terjadi. Aku hanyalah seorang sahabat yang baru datang di kehidupanmu. Aku yakin sekali, aku tidak tahu bagaimana perjalanan hidupmu secara jelas.
Beberapa orang yang datang ke kehidupanmu memang akan membawa kehangatan yang berbeda - beda.Entah ada yang hangat menjadi dingin, yang hangat menjadi panas, yang hangat menjadi tetap hangat, dan yang hangat akan menjadi api abadimu. Jangan buru - buru, semua akan sampai pada api abadinya masing - masing. Jalani saja apa yang ada di depan mata, urusan besok, biarlah jadi rahasia. Jagalah rahasia itu, jangan cari tahu lebih dalam lagi agar tidak hilang rasa syukurnya. Selamat berjuang di sisa kehidupan. Masih panjang, tapi siapa yang bisa jamin? Iya, kamu hanya rindu,menurutku. Selebihnya, silahkan jujur dengan dirimu sendiri, ingat rahasiakan.Semangat!
Salam hangat dariku yang akan tetap jadi hangat,
Matahari.
Komentar
Posting Komentar