Langsung ke konten utama

CERITANYA LIN

Saya sangat tertarik mendengar cerita pasangan - pasangan yang saling berbeda bangsa. Dari kecil, sangat tertarik. Cuma, bagi saya sendiri, saya tidak ada minat mencari pasangan beda bangsa. Saya sering bertanya - tanya,bagaimana caranya mereka dekat? saling memahami bahasa masing - masing, kerelaan untuk memahami kesabaran yang ekstra, dan yang paling penting bagaimana cara mereka saling memahami perspektif masing - masing dengan latar belakang berbeda budaya. Seru rasanya jika dapat berhasil menjalani hubungan yang seperti itu, percayalah,orang - orang seperti mereka adalah orang - orang yang luar biasa tekadnya untuk bisa saling memahami satu sama lain.

Saya memang tidak punya cerita seperti mereka. Tapi, sahabat baik saya yang punya. Dan saya akan menceritakan kisahnya disini dengan harapan semoga hatinya lekas membaik.

***
Dikenal sebagai seorang perempuan yang sangat aktif dimana - mana, punya banyak mantan, punya banyak pengalaman yang tidak cukup jika diceritakan disini. Image sedari SMA yang sangat melekat denganku. Bukan bermaksud sombong, orang - orang menlainya seperti itu. Tapi aku masih merasa sangat kurang dan tidak tahu hal apa saja yang akan terjadi di esok hari. Aku tidak sehebat itu, dan kisah ini bukanlah menceritakan tentang hal itu. Ini tentang sebuah kisah yang tidak tahu harus aku sebut apa...


Mengambil jurusan sastra Jepang saat kuliah membuatku banyak mempunyai teman maupun kenalan orang Jepang,tapi tidak seperti yang satu ini, bisa dibilang dia salah satu diantara satu - satunya yang istimewa. Banyak rasa yang timbul semenjak kehadiran orang asing yang nakal itu. Aku tidak mengerti, dedikasinya tinggi untuk ukuran seorang diluar bangsaku. Aku kagum dengan semangat belajarnya. Entahlah, aku bisa sahring masalah bahasanya kepadanya dan dia sharing masalah bahasaku kepadaku. Ah, aku rindu obrolan berbeda bahasa itu.

Aku belum paham sepenuhnya bagaimana budayanya. Teman - temanku bilang kalau aku tidak pernah peka dan gengsi padanya. Jujur saja, aku hanya takut salah menerapkan budayaku yang malah membuatnya akan pergi. Aku rindu dia menggodaku, menganggapku adiknya yang sering dia rayu, rindu jalan - jalan dengannya, makan salad yang mahal padahal aku sama sekali tidak suka sayur, rindu pemandangan langit dari apartemennya. Aku rindu dia. Sulit sekali aku mengatakan aku rindu padanya.

Semakin sulit, ketika aku tahu dia menetap di Bali dan kini malah kuliah Sastra Indonesia di kampusku. Ah, setiap hari bertemu dengannya membuatku rindu ingin sekedar menyapanya. Tapi aku takut, takut budayaku merusak kenangan yang sungguh membuatku tidak bisa melepaskan dia di benakku. Apalah aku yang hanya diam, diam, diam dan tidak tahu harus bagaimana lagi.

Lama sekali aku tidak pernah lagi mengobrol dengannya. Sampai lupa kalau aku punya kontaknya, yang namanya masih sama, belum aku ubah,panggilanku untuknya. Rindu malam - malam notif itu membawaku kepada satu titik dimana aku tidak bisa berhenti menghayal tentangnya. Rindu sekali aku tenggelam dalam notif - notif pesan itu.

Hei, apa kamu juga merasakan yang sama ?
Hei, apa kamu sedang sibuk belajar bahasa Indonesia?
Hei, apa kabarmu sekarang? Masih suka lihat warna senja dari apartemen?

Aku hanya tidak ingin budayaku merusak kenangan yang entah harus aku sebut indah atau sedih ini. Budayaku tidak seperti budayamu. Semoga kamu segera paham maksudku, aku ingin sekali lagi, jika boleh. Aku rindu, aku hanya ingin bilang begitu.

***

Dear Lin,

Aku tidak pernah terjebak di dalam hubungan sepertimu. Aku tidak pernah punya banyak pengalaman kisah romantis sepertimu. Tapi, aku mengerti bagaimana rasanya kehilangan seseorang yang memberi kenangan manis, terlalu manis. Rasa untuk menyalahkan diri sendiri memang sering muncul, padahal belum tentu semuanya salah kita. Pendapat orang yang mengatakan kita kurang peka, memang buat hati makin terluka. Tapi tolong, jangan pernah ambil hati. Yang tahu kisahmu dengannya ya hanya kalian berdua, ditambah Tuhan.

Kenangan yang sering muncul di saat sendirian atau saat melihat senja harus direlakan untuk melepas. Biarlah waktu yang lalu punya kisahnya sendiri, biarlah waktu yang lalu menjadi saksimu dengannya , biarlah waktu yang lalu yang menciptakan waktumu yang sekarang. Selagi ada waktu,kamu dia dan tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi pada kalian di esok hari.

Aku hanya seorang sahabat yang jarang mendengar ceritamu, iya karena kamu hanya menyimpannya untuk dirimu sendiri. Tapi,kalau mau cerita tentangnya,aku akan selalu dengarkan. Aku tidak bermaksud untuk sering mengingatkanmu dengannya, tapi aku ingin kamu jujur tentang perasaanmu, setidaknya dengan dirimu sendiri. Tidak apa kalau tidak mau cerita padaku atau kepada yang lain,asal dirimu sendiri tahu apa yang kamu mau,dengan jujur.

Aku juga tidak terlalu tahu bagaimana hidup si pemberi kenangan manismu, tapi sepertinya dia sedang berusaha untuk mimpi - mimpinya. Biarkan saja dulu dia pergi, mungkin dia ingin mengejar yang tertunda dalam hidupnya. Tugasmu, ya hanya harus jujur kepada dirimu sendiri. Kamu mau tetap disini dengan perasaan yang sama, atau memilih pergi dengan mimpimu juga. Semua diserahkan kepada kamu, simpan sendiri saja jawabannya, aku tidak ingin mengetahui rahasia yang memang seharusnya tidak ada orang yang tahu.

Salam senja dariku,
Matahari

Komentar

Postingan populer dari blog ini

selamat istirahat sebentar, ya

  Ketika aku tanya Diana, dia menyarankan untuk mengatakan apa saja yang aku rasakan, apa saja dan kapan saja. “Kalau dia benar mencintaimu, dia akan paham dan tidak masalah dengan marahmu”. Ketika aku tanya Claudia, dia menyarankan “katakan saja jangan mengode apapun. Laki-laki terlalu bodoh untuk diberikan kata-kata halus”. Ketika aku tanya Windari, dia menyarankan “ show him random things of you ”. Ketika aku tanya Liana, dia menyarankan “omongin baik-baik saja”. Aku membenarkan semuanya. Tentang apapun yang mereka sarankan adalah ada benarnya. Tentang aku dan kamu yang terhimpit rasa bosan, yang hari ini malah mengawali pagi dengan perdebatan lalu berujung saling mengegosikan diri merasa paling berjuang dan “coba kamu baca baik-baik, coba kamu flashback ke belakang sedikit, apa pernah aku nggak ada buat kamu?” Ternyata, saran-saran memang penting sangat amat penting. Tapi, ada satu hal yang perlu dipahami. Kamu, tidak akan pernah menjadi Gus Ade, juga bukan Dino, buk...

Album Foto

  Pentingnya Punya Album Foto     Haloo, ini adalah sebagian dari sahabat-sahabatku di bangku kuliah. Gimana? cantik-cantik dan ganteng-ganteng kan ya hehehe. Iyain aja biar aku dan mereka seneng :)      Kita stop dulu bahas cinta-cintaan yaa. Aku lagi bosen membahas perasaan 2 orang manusia. Mari kita bahas perasaan banyak manusia sekarang. Sebenarnya, aku juga bingung mau memulai tulisan ini darimana. Aku juga bingung, kenapa aku bisa akrab dengan mereka. Tapi ini penting, aku ingin bercerita hal ini karena aku ingin menyimpan memori yang aku ingat disini,mungkin suatu saat aku akan rindu dan mereka susah dihubungi, tulisan ini sepertinya akan cukup membantu.      Bebicara soal persahabatan, banyak orang yang datang dan pergi di dalam hidup. Ada yang tetap tinggal karena merasa nyaman, ada yang tetap tinggal karena merasa sefrekuensi, atau ada yang tinggal karena ingin memanfaatkan saja, uh jahat. Tapi bersyukurnya, selama aku hidup aku sel...

Mencintai Makhluk Lain

Maksudnya makhluk lain disini bukan hantu ya hehe. Melainkan, tumbuhan atau tanaman atau apalah kata yang merepresentasikan mereka. Aku suka dengan sesuatu yang menyegarkan mata, sungguh itu bisa membuatku punya semangat baru. Meski banyak yang bilang aku cuma ikutan trend berkebun karena pandemi, menurutku tidak sepenuhnya seperti itu. Aku menyadari ada banyak makhluk hidup di bumi ini yang bisa kita cintai, selain manusia. Mungkin, manusia yang "sempurna" itu beberapa diantaranya sering menyakiti, makanya aku pindah haluan begini hahaha.  Bagaimana ya, ketika aku cuma ngobrol sama tanaman yang aku koleksi di kamar tanpa mendengar mereka membalas ucapanku, rasanya lega, lega sekali. Aku jadi bisa mikir jernih, "oh mungkin aku harus begini." "oh mungkin kekeliruanku ada disini." Yaaa, aku jadi bisa mengambil keputusan dan introspeksi diri secara tenang dan tanpa dihakimi oleh orang lain. Memang, beberapa masalah perlu kita utarakan kepada manusia lain, tap...